I Want to be a Major Player in Industry

Sunday, December 19, 2010

Angin Batam


 

Awal Mei aku berkesempatan ke Batam indonesia bersama rakan seperjuangan,diatas pencapaian,pengiktirafan yang di berikan oleh syarikat, aku di sana untuk beberapa hari yang santai bersama teman-teman yang lain. Biar pun berkali-kali aku telah menjejakkan kaki di sana,namun aku pasti akan ada kelainannya.....
Aku ke sana menaiki feri melalui johor menuju ke indonesia...... terasa kelainanan dan keseronokan ke luar negara bukan menaiki kapal terbang yang biasanya melenyapkan masaku berjam-jam,yang pasti tanpa rokok di bibir mulutku.....aduh terasa tawar di mulutku tanpa sedutan dan hembusan asap rokok,yg selama ini menjadi teman setiaku....
Tamparan angin laut,menampar pipi ku aku duduk menikmati pemandangan laut seluas saujana mata memandang,di atas feri bersama teman-teman. Terasa desiran angin biarpun mentari terik memancar dan membakar wajah....

Teringat bro kata-kata sahabat..

Baru semalam aku tersedar
Hakikat malapnya ‘imanku'Umpama sinaran rembulan
Samar menyuluh gelita
Malap bagaikan tiada
Walau sering ‘dia' menemani
Namun aku tetap tersungkur
Datangnya ‘dia'Perginya ‘dia'
Namun aku tetap begituMasih tidak aku sedari
Apakah perlunya
‘dia'Datang bagaikan purnama?
Agar aku mengikuti jejaknya...

Baru semalam aku tersedar
Hakikat rapuhnya ‘taqwaku'
Umpama nipisnya cengkerangNipis
menanti rekahRetak menunggu belah
Walau waspada itu pasti
Namun rebah tetap menanti
Datangnya laknatPerginya nikmatNamun ‘dia' kekal begitu
Masih ku biar berkecai
Apakah perlunya ‘dia'
Datang bagaikan mutiara?
Agar aku lebih menghargainya...

Baru semalam aku tersedar
Hakikat kerasnya ‘hatiku'Umpama ketulan batu
Kebal tanpa berubah
Kaku tanpa berganjak
Walau sering ‘dia' diketuk
Namun aku tetap menuli
Datang kepadanya
Pergi daripadanya
Namun aku tetap begitu
Masihku biarkan kaku
Apakah perlunya ‘dia'
Datang bagaikan pasir?
Agar aku lembut menerimanya...

Baru semalam aku tersedar
Hakikat lemahnya ‘dakwahku'
Umpama desiran ombak
Lemah tidak berkudrat
Longlai memukul pantai
Walau ombak sering bertandang
Namun pasir tetap utuhDatangnya ‘aku'Perginya ‘aku'
Namun kau tetap di situ
Masih enggan mengikutiku
Apakah perlunya ‘aku'
Datang bagaikan badai?Agar kau datang bersamaku...

oh itulah Desiran Angin batam....

No comments:

Post a Comment